MUARAENIM– Maraknya pemberitaan yang dianggap tidak objektif dan mendiskriditkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan merasa gerah dan angkat bicara.
Ketua PWI Muaraenim, Andi Chandra didampingi oleh Pengurus dan puluhan Anggota PWI Muaraenim saat dikonfirmasi jurnalsumatra.com tadi siang, Selasa (17/7) mengecam dan membantah keras terkait isi pemberitaan tentang kegiatan studi banding ke Jogjakarta.
“Kami menilai pemberitaan yang telah tayang disalah satu media online itu jelas tidak profesional, karena kami sama sekali tidak dikonfirmasi sehingga pemberitaannya berat sebelah dan cenderung ke opini,” katanya.
Dijelaskan Andi, terungkap dipemberitaan itu jika salah satu organisasi kewartawanan yang mendapatkan dana Hibah digunakan untuk pelesiran. Padahal dana hibah tersebut benar-benar digunakan pihaknya untuk kegiatan study banding ke Jogjakarta yang merupakan kegiatan program kerja PWI Muaraenim tergenda dan bukan asal-asalan.
Di Jogjakarta, lanjut Andi, pihaknya melakukan kunjungan ke kantor PWI DI Yogjakarta dan diterima langsung Ketua PWI DI Yogyakart Sihono dan jajaran Kepengurusanya serta Pegawai Infokom Pemerintah Provinsi (Pemprov) DI Yogyakarta (DIY).
“Dipertemuan itu, bersifat diskusi dan tanya jawab mulai dari masalah organisasi PWI sendiri hingga sumbangsih PWI terhadap pembangunan di DIY. Banyak hal yang kami dapatkan. Mulai dari PWI DIY bisa eksis dan mendapatkan Kantor Sekretariat sendiri dengan bantuan dari Pemprovi DIY serta bagaimana PWI DIY dapat menghidupkan organisasi seperti membuka Koperasi Simpan Pinjam dengan tujuan untuk kesejahteraan Anggota PWI, sewa-menyewa dan bisnis lainnya,” bebernya.
Andi menerangkan, selain itu juga anggota PWI Muaraenim mendapat edukasi dari Ketua PWI DIY terkait masalah bagaimana cara pembuatan berita yang baik dan benar bukan berita bohong atau Hoak.
“Kunjungan kami diapresiasi sangat baik oleh PWI Jogjakarta, buktinya PWI Muaraenim mendapatkan Piagam Deklarasi yogyakarta yang dihadiri oleh 23 perwakilan PWI tingkat provinsi se Indonesia yang di tanda tangani oleh Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubowono X. PWI Muaraenim adalah PWI pertama se Indonesia yang mendapatkannya,” ujarnya.
Andi mengatakan, PWI Muaraenim berkesempatan mengunjungi beberapa tempat-tempat wisata yang di Yogyakarat seperti candi Birobudur, Candi Prambanan dan kawasan wisata Daerah Kabupaten Gunung Kidul yang diplementasikan dengan bagaimana Wartawan Muaraenim dapat memberikan edukasi pengelolaan Area wisata dengan melalui Karya tulisnya serta dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah tentang bagaimana cara pengelolaan Area wisata di Kabupaten Muaraenim.
Sebagai contoh Kabupaten Gunung Kidul dahulu daerah yang tertinggal dan miskin karena sebagian besar daerah bukit kapur dan susah air sehingga masyarakatnya sulit bercocok tanam, namun dengan perubahan pola pikir dimasyarakat menjadi daerah wisata dengan membuka pantai-pantai, goa-goa, kebun bunga, kuliner dan sebagainya menjadi wisata sehingga menjadikan masyarakat Kabupaten Gunung Kidul lebih maju.
“Tentu hal ini tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan, namun perlu kerjasama semua pihak untuk mewujudkannya. Apalagi Tanjungenim sudah digaungkan untuk menjadi kota wisata,” tukas Andi.
Kegiatan Study banding tersebut diikuti oleh 30 anggota PWI Muaraenim dengan menggunakan dana hibah APBD Muaraenim 2018 dengan didampngi oleh satu orang dari Humas Protokol Muaraenim dengan anggaran Humas sendiri. Mengenai masalah pertanggungjawaban kita jelas dan akan tertib administrasi.(Js)