Palembang, Sentralpost – Pembukaa 2nd first Internasional Conference diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) di Hotel Horison, Selasa (30/10/2018).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Widodo mengatakan, Ini forum bagi dosen untuk memeparkan hasil penelitiannya. Ini tahap awal sebelum di jurnal internasional. “Ini tahap awal untuk menjadi profesor yakni penelitian dan jurnal internasional. Polsri belum ada profesor, tapi alumninya sudah ada yang profesor. Pemprov Sumsel siap membantu para dosen untuk dana penelitian, ” katanya usai di wawancarai di sela acara.
Selain itu juga Widodo menambahkan, acara ini biasanya diselenggarakan setahun sekali. Kalau bisa ini diselenggarakan setahun 4 kali. Sehingga peluang dosen Polsri untuk menjadi profesor lebih besar. Sumsel memiliki program kuliah gratis. Kalau bisa Polsri bermitra dengan Perguruan Tinggi (PT) Luar Negeri. Sehingga mahasiswa yang meraih program kualiah gratis di Polsri, bisa mendapatkan pendidikan luar negeri. Misalnya satu tahun kuliah di Polsru, dua tahun kuliah di luar negeri. Sehingga pengetahuan mahasiswa lebih maju, ” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Ahmad Taqwa mengatakan, penelitian ini adalah salah satu tugas dosen. “Tugas dosen itu mengajar, meneliti dan mengabdi. Kita belum ada profesornya. Memang kita perlu banyak penelitin. berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Untuk dosen Politeknik menjadi pofesor itu dipermudah,”katanya.
Ahmad Taqwa Menjelaskan, Pemprov Sumsel siap memberikan bantuan untuk penelitian, dengan tujuan dapat mengembangkan wilayah Sumsel untuk meneliti daerah ini. Polsri vokasinya lebih dekat dengan industri. “Saat ini ada satu dosen kita yang siap untuk gelar profesor. Satu lagi menyusul, “jelasnya.
Saat ini, lanjut Taqwa, di Indonesia untuk Politeknik baru ada 5 profesor. Hambatannya kelemahan dosen ini kelemahannya untuk menulis. Tapi mereka unggul dalam praktek. Tidak hanya dosen Polsri yang lemah menulis. Dosen di Politeknik lain kelemahannya terbesarnya menulis. Karena dengan menulis kemampuan memberikan informasi, penjelasan kepada orang tentang ilmu yang ditelitinya,” pungkasnya. (fadel)