Desilawati S.Sos Caleg Nasdem Nomor Urut 7 Dapil 8 DPRD Provinsi Sumsel

1320
0
BERBAGI

*Kejujuran Aset Terpenting Dalam Hidup

Desi panggilan akrabnya, terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya H Sahabuddin Pulpa bin H Saleh Pulpa seorang wiraswasta sedangkan ibunya Hj Zainab binti H Marzuki hanyalah ibu rumah tangga biasa.

Sejak kecil pemilik nama lengkap Desilawati, S.Sos ini selalu diajari kejujuran dan baik terhadap sesama. Nilai nilai kejujuran itulah yang terpatri dalam diri bungsu  dari 5 bersaudara ini sampai sekarang. “Intinyo bebaek sangko dengan sape bae walaupun wang jat dengan kitek,istilahnyo positif thinking bae” Kata Desi dengan logat musinya yang kental.

Setelah lulus SD Desi kelahiran Muara Kelingi, Musirawas 27 Desember 1975,melanjutkan pendidikan SMPN 1 Muara Kelingi tahun 1987. Selepas lulus SMPditahun 1991 ia melanjutkan pendidikan SMAN 1 Lubuk Linggau.

Ketika menginjak kelas 2 SMA, terpilih mengikuti Paskibraka tingkat KabupatenMusirawas sebagai pembawa bendera dan peserta Paskibraka Tingkat Kabupaten.Tentu saja membuat hatinya senang dan semakin bersemangat. Tahun berikutnya ia nominasi Paskibraka Tingkat Provinsi.

Desi remaja merasakan disanalah ia ditempa tentang kedisiplinan, rasa tanggungjawab, solidaritas dan kebersamaan. Menurutnya, salah satu aset terpentingdalam hidup adanya kejujuran serta solidaritas yang tinggi antarsesama.

Usai pendidikan SMA, Desi melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial & Politik Candradimuka Palembang (Stisipol Candradimuka Palembang) jurusan Ilmu Komunikasi Publisistik yang kala itu satu-satunya jurusan komunikasi di Sumatera Bagian Selatan.

Disana Desi memiliki ketertarikan masuk jurusan Ilmu Komunikasi Publisistik, cita-citanya ingin menjadi penyiar televisi. Namun Tuhan berkehendak lain, usai magang atau kerja lapangan selama tiga bulan di Sumatera Ekspres Jawa Post Net Work (Group Jawa Post) langsung kerja di anak perusahaan JPPN group, Harian Pagi Independent Jambi. Waktu itu satu satunya media harian yg ada di Jambi. Bekerja sambil kuliah membuat Desi tidak dapat membagi waktu antara penyelesaian skripsi, ia melepaskan pekerjaannya karena terganggu antara pendidikan dan pekerjaan. Ia lebih mengutamakan pendidikan.

Sempat bergabung di Harian Media Sumatera yang digawangi oleh Aman Ramli Hasanbasri, koran terbitan di Palembang Tahun berikutnya, kembali lagi ke Independent Jambi karena sudah menyelesaikan pendidikan.

Singkat cerita, menjadi jurnalis sebenarnya bukan cita-cita utamanya. Cita-cita masa kecil Desi ingin menjadi Polisi Wanita (Polwan). Makanya, usai kuliah ia langsung bekerja. Sambil kerja, ia menyempatkan diri mengikuti tes Perwira Karier (Polwan) hingga tahap penentuan akhir ia gagal.

Tapi saat itu Desi tetap menjadi wartawati harian pagi Independent Jambi. Disanalah Desi yang masih labil mencari jati dirinya, ia berpikir menjadi wartawati pekerjaan ‘hebat’
dengan alasan bisa mengenal orang dari berbagai kalangan, mulai dari orang biasa sampai orang luar biasa.
Disamping itu ia bisa menuangkan aspirasinya melalui tulisan. Apa yang ada didalam pikiran dan ide dapat dituangkan dalam tulisan. Pekerjaan tersebut membuat Desi enjoy dan senang.

Desi yang terkesan sedikit pendiam bila baru kenal, akhirnya berjumpa dengan jodohnya yang juga wartawan Harian pagi Jambi Ekspres group JPPN. Ia menikah tahun 2000 kala itu ditahun 1999 mendirikan beberapa wartel bermitra dengan PT Telkom. Malah ia asyik didunia bisnis Wartel sampai memiliki empat wartel yang diberi nama “Deskal” singkatan dari “Desi Amfebrikal atau Desi anak Kelingi Lubuk Linggau.

Tahun 2010, arus globalisasi membuat usaha Wartel tidak begitu prospek lalu bersama suami Amfebrikal SP dan keempat  anaknya, mereka pindah ke Palembang membuka usaha baru kecil-kecilan jual beli mobil second & aki mobil.

Menurut Caleg Partai Nasdem nomor urut 7 .Daerah Pemilihan 8 Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, dan Muratara meliputi 3 kabupaten dan 29 Kecamatan ini, berdasarkan data stastistik persoalan didaerah pemilihan (Dapil 8) masih menduduki peringkat pertama pernikahan dini, bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.

Beranjak dari persoalan itulah ia dengan semangat akan berusaha menyadarkan perempuan-perempuan muda potensial yang masih produktif untuk bangkit menyongsong masa depan lebih baik. Dengan kata lain, mengajak kaumnya untuk sekolah dan menambah wawasan karena kelak negara ini ditangan para ibu yang akan melahirkan generasi muda yang kuat dan tangguh.

“Bila ibunya berpikir maju otomatis mereka melahirkan generasi muda harapan bangsa.” jelas Desi yang ternyata masih memiliki garis keturunan Sultan Mahmud Badaruddin 1. Desi berpikir, bila anak-anak remaja putus sekolah dan langsung menikah dengan pengalaman hidup yang minim telah dibebankan pekerjaan berat yaitu mengurus rumah tangga ditambah lagi masalah ekonomi.

Padahal teman temannya diluar sana masih berkutat dengan pelajaran. “Mereka sudah sibuk mengurus anak-anak padahal mereka masih tergolong anak-anak” Jelas perempuan yang pernah mendapat penghargaan dari Gubernur Jambi Drs. H. Abdurrahman Sayoeti sebagai Reporter Harian Independent pada Musabaqoh Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional.
Berangkat dari itu semua Desi akan memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan bila kelak dipercaya oleh masyarakat. Ketika ditanya latar belakang terjun kedunia politik. Jujur awalnya tidak begitu tertarik, tapi karena ada kesempatan dan support dari suami, anak-anak serta keluarga besar.

Desi yang pernah mengikuti Kirab Remaja Nasional Tahun 1993 pada dasarnya kurangmsenang dengan dunia politik, karena menurutnya politik itu kejam. Tapi, setelah perjalanan waktu anggapan tersebut berubah. Baginya dunia politik adalah “unik” dalam pengertian positif .
Kenapa ia mengatakan unik karena dari latar belakang aspirasi masyarakat dapat dijadikan satu wadah yang dapat disalurkan melalui perwakilannya yang duduk dianggota Dewan. “Dengan bermodalkan Bismillah, Allah bersama saya” Kata  pemilik moto hidup
‘Sebaik-baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Manusia Lainnya’.

Ibu dari 4 orang anak ini tidak suka dengan money politik. Malah ia mengatakankepada masyarakat “Bila anda percaya sama saya silakan pilih saya, saya tidak punya kekuatan apa apa selain kekuatan Allah. Yang saya lakukan saat ini door to door dari pintu ke pintu memperkenalkan visi dan misi kepada masyarakat. Semoga saja kaum Millenial, ibu-ibu dan orang diluar sana dapat memilih perempuan agar keterwakilan perempuan meningkat” katanya dengan berharap dan bijak.

Semoga saja keterwakilan perempuan 30 persen diparlemen terpenuhi, malah melebihi. Ia menyadari terjun ke dunia politik untuk pertama kalinya, amat sangat berat karena pertama masih banyaknya petahana yang mencalonkan diri kembali. Keduasudah senioritas di partai, ketiga caleg yang sudah kuat secara keuangan.

Tapi Desi mempunyai keyakinan sendiri masyarakat pemilih sudah semakin cerdas memilih calon yang akan dipilih, tidak seperti pemilu sebelumnya.
Istilahnya “Nothing to lose, percaya karena Allah saja”

Saat ini masih banyak orang memandang nomor urut dapat menentukan keberhasilan padahal tidak. Kendala lain, perempuan masih dipandang hanya untuk pemenuhan kuota 30 persen, padahal pandangan itu keliru. “Bagi saya Vini vidi vici, saya datang, saya melihat, saya telah menaklukkan. Bahasa Latin yang terkenal, berasal dari Julius Caesar inilah termotivasi buat saya jangan pandang perempuan dan nomor urutnya.

Bila kita bekerja sungguh-sungguh mendulang suara banyak dia lah akan terpilih dengan syarat rangking partai 3 atau 4 besar dahulu. Kerja dan usaha sungguh tidak akan menghianati hasil,” urai Desi dengan senyum.

“Ya semua itu kehendak dari yang atas terpilih atau tidak kita tunggu 17 April 2019 mendatang, apa yang terjadi dibalik bilik suara” katanya berselero. Menutupi akhir perbincangan, ia berharap semoga sanak keluarga, sahabat, kerabat dan masyarakat Kabupaten Musi Rawas, Muratara, Kota Lubuklinggau dapat memilih putra daerahnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here