
Musi Rawas, Sentralpost – Warga Palawe Kecamatan BTS. Ulu Kabupaten Musi Rawas gerah dengan keberadaan Pabrik kelapa sawit PT. Sumatra Palma Andalan, pasalnya semenjak dimulai pembangunan pabrik tersebut sampai saat ini di hilir yang terdampak sepengetahuan kami tidak ada sosialisasi sama sekali baik dari perusahaan maupun pemerintah. Penyataan ini disampaikan oleh Uzah Rahman dan Rahmat ilahi warga Desa Pelawe kecamatan BTS Ulu Kab. Musirawas saat di wawancarai via Handphone. Kami (16/01/2025).

Menurut mereka sudah tiga (3) kali kirim surat ke pemerintah Musi Rawas supaya cek lokasi pabrik menyeluruh, lokasi pabrik ini didalam wilayah desa tambangan yang letak lokasi pabrik berbatas langsung dengan wilayah desa kami Pelawe.

“Ada empat (4) sungai didekat pabrik ini hilirnya/ngalir kewilayah desa pelawe, salah satunya sungai Bano, ketika awal penggusuran lokasi pabrik sungai ini tempat kami warga mandi, cuci pakaian dan ngambil air minum tercemar lumpur hingga waktu itu tidak bisa digunakan oleh warga akibat lumpur dan endapan lumpur”, ungkapnya.
Lanjutnya, terakhir lihat foto yang kami ambil sendiri dilokasi pabrik PT. Sawit Palma Andalan tanggal 19 Desember 2024, diduga endapan erosi lumpur dari lokasi pabrik hingga sungai Bano tertutup lumpur.
“Nah, siapa yang menjamin persoalan lingkungan kini dan kedepan jika kondisi seperti ini, perusahaan pabrik ini mulai beroperasi sekitar pertengahan Desember 2024 yang lalu, penting kami beritahukan seperti dalam tiga (3) surat yang kami kirim kepada Bupati dan instansi terkait, kami warga kampung lima (5) desa pelawe tidak pernah merasa diberitahu apalagi disurvei pendapat sehubungan akan dibangun Pabrik Sawit PT. Sumatera Palma Andalan ini, padahal yang diduga terdampak adalah pemukiman kampung lima (5) desa pelawe”, jelasnya.

Ditambahkannya untuk hal ini, pihaknya meminta Bupati langsung yang turun langsung dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan supaya melihat fakta lapangan dan membuktikan informasi publik kami ini.
Sementara itu, aktivis lingkungan di malam ini H. Saparudin Yassa saat dikonfirmasi mengapresiasi pernyataan warga Pelawe ini, menurutnya jika Pemerintah dan Instansi terkait bersih/netral, menjiwai setiap ASN adalah melayani rakyat, kenapa berlama lama menanggapi surat warga yang demi kepentingan publik .

“Ada UU no.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Nah, Di Kabupaten ada yang namanya Tim Penilai AMDAL, selagi tim ini berkerja dengan TUPOKSI hal hal keluhan warga seperti ini. Wah, bukan hal yang sulit diberesi. Pertanyaan saya pada Bupati Musi Rawas dan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Rawas, apakah benar PT. Sumatera Palma Andalan ini sebelum mendirikan Pabrik dan telah beroperasi saat ini sudah dilengkapi Dokumen AMDAL.

Lebih lanjut dikatakannya, Jika sudah ada AMDAL apakah sudah benar proses kajian/ penilaian lapangan sebelum penerbitan izin AMDAL, menurut pemahaman saya penilaian/kajian AMDAL sebelum terbitnya izin AMDAL itu harus kelokasi benar benar analisa fakta dugaan dampak yang kemungkinan timbul, apakah proses ini di jalankan. Saya ragu dan menduga jangan – jangan proses analisa dampak lapangan maaf kurang cermat atau tidak sebagaimana mestinya, kenapa jelas lokasi pendirian pabrik ini betul dalam wilayah desa Tambangan tetapi berbatasan langsung dengan desa Pelawe, dan tentu keyakinan saya kuat hilir 4 sungai seperti keterangan warga pelawe tersebut mengalirnya ke desa Pelawe. Oh iya dulu masa Bupati Riduan Mukti dan Wakil Bupati Hendra Gunawan lembaga kami YALI pernah jadi anggota penilai AMDAL Kabupaten Musi Rawas tapi tidak lama mengundurkan diri”, paparnya. (Ilung)