
Palembang, Sentralpost. Co, – Pengamat politik dan kolumnis yang cukup ternama di kancah perpolitikan di Indonesia. Yaitu bapak Fakhry Ali, MA ( putra Aceh), saat seminar Nasional di kampus Universitas Sriwijaya Palembang tanggal 15 September 25. Seminar Nasional tersebut terselenggara kerja sama Badan Pengkajian Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesia dengan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sriwijaya yang sebelumnya ditandatangani MOU antara kedua lembaga publik tersebut. Info dari Pengamat Hukum dan Sosial, H Albar Sentosa Subari pagi ini, Selasa (16/09/2025).
Albar mengatakan Pada seminar Nasional tersebut sebagai Nara sumber selain bapak Fachry Ali, MA., juga menghadirkan pembicara dari Ketua Pusat Study Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bapak Agus Wahyudi, MA PhD, dan Prof. Dr. A. Ridho Taqwa, ketua tim ahli dari fakultas ilmu sosial dan politik UNSRI.
Yang menarik pada kesempatan kali ini penulis mencoba mengkaji ungkapan yang berbunyi Pers dan Kampus Soko Guru Demokrasi.
Untuk itu diawali dengan teori seorang philosop bernama Plato dalam tulisannya ” Republic” yang mengkritik negara demokrasi bahwa demokrasi menempatkan kekuasaan politik pada tangan orang banyak tanpa memperhatikan kompetensi. Menurutnya memimpin negara ibarat kapal yang berlayar di lautan bebas, sehingga perlu dinakhodai oleh seorang kapten yang ahli profesional, bukan sekedar orang yang dipilih karena popularitas.
Agus Wahyudi, MA mengatakan dalam konteks Indonesia pertanyaan ir relevan apakah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ataupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, benar benar terisi oleh orang orang yang ahli dalam hukum, ekonomi, tata pemerintahan dan kebutuhan masyarakat atau sekedar oleh mereka yang popular dan mempunyai model politik?
Tentu untuk menjawab pertanyaan pertanyaan dari problem yang ada dalam masyarakat; di situlah peran pers dan Kampus untuk menyuarakan isi isu demokrasi yang sebenarnya sesuai dengan kedaulatan rakyat ( baca Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila).
Di kampus berkumpulnya para ahli di bidang masing masing tentu diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap hidupnya sistem demokrasi bukan seperti yang di sampaikan oleh Plato di atas.
Kampus yang mempunyai kebebasan mimbar akademik akan melahirkan Pemikiran pemikiran yang tajam dan kritis terhadap jalannya roda suatu sistem demokrasi dari suatu negara.

Sedangkan pers, merupakan media yang independen untuk menyampaikan suara rakyat sekaligus sebagai kontrol sosial apabila terjadi pelanggaran pelanggaran hukum Negara, agar jalan nya demokrasi di jalur rel yang benar benar konstitusional.
Dengan bekerja nya dua elemen masyarakat tersebut ( pers dan Kampus) yang profesional, proposional serta independen akan dapat menjadi guru ( soko) pilarnya demokrasi dari suatu negara.
“Dengan kondisi seperti dewasa’ ini kita bisa bercermin pada sinyalemen Plato tersebut apakah benar benar badan legislatif diisi oleh orang orang yang ahli, tentu ini tugas kita bersama untuk mengevaluasi kembali baik dari sisi hukum maupun dari sisi pelaksanaan nya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”, Jelas Albar.
Albar menambahkan Peristiwa di akhir bulan Agustus 25 kemarin sudah kita ketahui bersama menyebab dan akibat nya jika sistem dampak reformasi 1998 . Masih meninggal hal hal yang belum mencerminkan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada Pancasila.
“Istilah bapak Fachry Ali MA, perlu dilakukan Reformasi dalam Reformasi”, tambahnya. ( Marshal )