Palembang, Sentralpost – Balai Besar Pangan, Obat dan Makanan (BPOM) bersama Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang menggelar sidak makanan dan minuma di Transmart, Carefour dan Hypermart, Senin (4/6). Dalam sidak di Transmart ditemukan tahu berformalin dan kue kering yang sudah kadarluasa.
Sekda Pemprov Sumsel Nasrun Umar mengatakan, kegiatan ini rutin dilakukan sebagai tugas dan fungsi BPOM, Dinkes, Perdagangan dan Perindustrian.
“Dengan sidak ini kita harus memakstikan produk produk makanan yang dijual itu aman dikonsumsi,” ujarnya ketika diwawancarai usai sidak di Transmart.
Nasrun menjelaskan, berdasarkan data yang ada, makanan berformalin di Sumsel tahun lalu 37 persen , dan tahun ini 17,8 persen. Tapi Palembang persentasenya cukup tinggi mencapai 20 persen. Hal tersebut dikarenakan produksi mie dan tahu fokusnya di Palembang.
“Kita himbau intansi terkait terus berkolaborasi untuk menurunkan makanan berformalin. Kareba rata-rata nasional 7 persen. Apalagi sebentar lagi Asian Games. Kita harus meyakinkan apa yang dikonksumsi mereka makanan yang sehat dan layak konsumsi,” bebernya.
Nasrun menambahkan, dari beberapa sampel ada yang agak meragukan diuji sampel. Ada yang tidak layak, dan yang tidak layak tidak boleh dijual.
Nasrun menghimbau kepada masyarakat semakin cerdas memilih makanan yang dikonsumsi. “Pengawasan ini rutin dilakukan. Mendekati lebaran konsumsi meningkat. Sehingga pengawasan diintensifkan. Untuk sampel parcel tidak ada tanggal kadarluasa. Itu tidak boleh,” katanya.
Untuk harga dari kadis Perdagangan mengakui ada kenaikan. Tapi pemerintah mengatur agar kenaikan dalam tahap wajar.
Sementara itu Kepala Balai BPOM Sumsel Dewi Prawitasari mengatakan, yang disidak adalah pangan siap saji. “Tadi yang diuji adalah tahu dan ternyata berformalin. Himbauan kita tidak boleh dijual dan harus dimusnahkan. Kalau mau jual tahu lagi ganti produsen lain,” katanya.
Selain itu, lanjut Dewi, ditemukan makanan kadarluasa tapi tidak begitu banyak.
“Kue kering kadarluasa lewat 1 bulan. Pengawasan dengan pemda tidak hanya ramadan. Tapi sepenjang waktu untuk makanan, obat dan kosmetik. Untuk tahu dan mie masih memang masih tinggi penggunaan formalin,” bebernya.
Store GM Trans Smart Cekly Anggono Raras mengatakan, kue kering mungkin kurang lengkap tanggal kadarluasanya. Labelnya ada di belakang.
“Kita punya mekanisme kualitas produk dari UMKM. Mereka pasang barcode memang harusnya di depan. Nanti kita komunikasikan lagi agar kelihatan izin edarnya. Nanti kita akan perketat lagi pengecekan tanggal kadarluasanya,” pungkasnya. (fadel)