PRABUMULIH – Semenjak dianggarkan selama 3 (tiga) tahun, dan mulai dikerjakan pada sekitar 2017, kondisi bangunan gedung kantor baru PDAM Tirta Prabujaya sampai sekarang masih belum bisa digunakan. Pasalnya, selain belum selesai, pembangunan kantor pelayanan PDAM yang memiliki 2 lantai dan telah menghabiskan anggaran total sekitar Rp 2 Miliar lebih (dari 3 kali dianggarkan pada 2017, 2020 dan 2021) ini terkesan diduga asal jadi.
Bahkan, dari pantauan tim media anggota SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kota Prabumulih, kondisi terparah terlihat pada bagian lantai dasar gedung terutama pada pekerjaan sponengan (plesteran dan acian) pada dinding, kolom beton, dan balok beton. Belum lagi pekerjaan pada kamprot, dan finishing terakhir (floorhardene) plesteran dinding yang masih kasar dan tidak rapi, baik pada lantai kerja, maupun pada sejumlah kamar toilet.
Mirisnya lagi, pada pekerjaan openingan atau bukaan pada dinding yang akan dipasang pintu maupun jendela juga terlihat tidak rapi dan menampakkan celah-celah pada plesteran dan acian di sudut-sudutnya. Begitupun pada pekerjaan sparing (sistem pemipaan) baik pemipaan 7 api).
“Ya bagaimana mau dipakai, kalau kondisi bangunan gedungnya seperti ini. Di sana-sini bangunan gedung masih banyak yang belum selesai, belum lagi kondisi lantai kamar toiletnya yang lebih tinggi dari lantai kerja, pasti banjir. Plestarannya juga seperti ini, dan banyak yang belum dipasang pintu dan jendela,” keluh Direktur PDAM Tirta Prabujaya, Fajar Crisswahrry Ardhana ST, kepada tim media SMSI
, pada Jumat (28/1) siang.
Diungkapkan Fajar, pihaknya pernah menyampaikan keluhan terkait kondisi bangunan gedung kantor PDAM itu ke pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Prabumulih. Namun tidak membuahkan hasil, sehingga sampai memasuki awal tahun 2022 ini, kondisi bangunan kantor baru PDAM tersebut belum bisa difungsikan.
“di tahun pertama pengerjaannya, hanya tegak payung (pondasi tiang saja, red). Barulah di tahun berikutnya setelah dianggarkan kembali pada 2020 dibangun dulu lantai atasnya, dan dilanjutkan lagi pada tahun 2021 untuk bangunan lantai 1 (lantai dasar). Tapi masih belum selesai juga,” jelas Fajar, seraya menunjukkan titik-titik bangunan yang dinilainya belum maksimal.
Sementara menyikapi hasil pembangunan kantor PDAM Tirta Prabujaya tersebut, salah satu pemerhati pembangunan Kota Prabumulih sekaligus Ketua LSM ALPK Sumsel, Sastra Amiyadi meminta pihak Pemerintah kota Prabumulih dalam hal ini Dinas PUPR dan Inspektorat Kota Prabumulih untuk kembali mengaudit dan membayar sesuai hasil bangunan yang telah dikerjakan.
“Ini sudah tidak main-main lagi, 3 kali dianggarkan hasilnya hanya seperti ini. Kami minta pihak DInas PUPR dan Inspektorat untuk memeriksa ulang dan jangan ada permainan. Kami juga akan serius menanggapi masalah ini, karena ini menyangkut uang rakyat dan dipergunakan untuk kepentingan serta pelayanan bagi masyarakat,” tegas Sastra, yang juga ikut turun meninjau hasil pembangunan gedung kantor PDAM tersebut.
Menurut dia, seharusnya dengan dianggarkan pemerintah melalui dana APBD sebanyak 3 kali, bangunan gedung PDAM tersebut sudah berdiri megah dan bisa ditunggu.
“Malah ini belum bisa ditunggu. Wajar kalau pihak PDAM tidak mau menerimanya karena kondisinya seperti ini. Ya kita berharaplah dengan Pemkot Prabumulih untuk benar-benar lebih selektif dalam memilih rekanan atau kontraktor untuk melaksanakan pembangunan apalagi pekerjaan konstruksi, agar hasilnya memuaskan dan sesuai RAB,” tukas Sastra. (SMSI Prabumulih)
Editor :