Indralaya, Sentralpost – Universitas Sriwijaya (Unsri) resmi memasuki usia ke-65 tahun dan menandai momentum tersebut dengan menggelar orasi ilmiah bertema “Unsri Bersinergi, Berdampak untuk Negeri” di Auditorium Sriwijaya, Kampus Indralaya, Senin (3/11). Acara ini menjadi tonggak strategis bagi Unsri dalam meneguhkan komitmennya membangun pendidikan tinggi adaptif, inovatif, dan berdaya saing global.
Orasi ilmiah tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Menteri Dalam Negeri RI sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unsri, Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D, Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru, Wali Kota Palembang H. Ratu Dewa, hingga Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar.
Dalam orasinya, Tito Karnavian menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat pembelajaran, melainkan juga sebagai pendorong transformasi sosial, ekonomi, dan tata kelola yang berintegritas. Menurutnya, sinergi antara kampus, pemerintah, dan dunia usaha merupakan kunci dalam mencetak sumber daya manusia unggul.
“Perguruan tinggi adalah laboratorium ide dan inovasi. Jika kita bisa menyiapkan SDM yang mampu mengelola kekayaan alam dan teknologi secara bijak, Indonesia tidak perlu merasa inferior di hadapan bangsa lain,” ujar Tito.
Tito turut membagikan pengalamannya saat menempuh pendidikan di luar negeri, di mana kajian ilmiah kala itu telah memprediksi kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan global. Prediksi tersebut kini terbukti nyata, dan menurut Tito, hal itu menjadi contoh pentingnya perencanaan jangka panjang dalam dunia pendidikan dan riset.
Sementara itu, Rektor Unsri Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si., menyampaikan apresiasi atas pencapaian Unsri selama 65 tahun terakhir. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor industri, hingga masyarakat luas.
“Perjalanan 65 tahun merupakan bukti komitmen Unsri dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan. Semangat bersinergi dan berdampak bukan hanya slogan, tetapi strategi yang terus kami jalankan untuk menghadirkan perubahan positif,” ungkap Taufiq.
Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis, Unsri meluncurkan 65 buku ilmiah yang ditulis oleh para dosen dan penelitinya. Peluncuran ini mencerminkan tekad Unsri dalam memperkuat budaya literasi dan penelitian di lingkungan kampus.
“Menulis dan meneliti merupakan roh dari universitas. Dengan peluncuran 65 buku ini, kami ingin menegaskan bahwa Unsri senantiasa berupaya hadir melalui kontribusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Taufiq juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam fungsi struktural universitas — yakni Rektorat, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat. Ketiganya dipandang sebagai pilar penting dalam mendukung tata kelola universitas modern yang profesional, transparan, dan akuntabel.
“MWA memastikan arah kebijakan, Senat menjamin mutu akademik, dan Rektorat menjalankan strategi operasional. Ketiganya punya peran berbeda tetapi saling melengkapi,” jelas Taufiq.
Dies Natalis ke-65 ini bukan sekadar perayaan, melainkan refleksi sekaligus penegasan visi baru Unsri: menjadi universitas yang unggul tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam kontribusi sosial, ekonomi, dan teknologi bagi bangsa.
“Kami ingin Unsri hadir sebagai kekuatan perubahan yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan negara,”harap Taufiq Marwah Rektor UNSRI (Fadiel)










