BANYUASIN, SentralPost – Proyek rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8, Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin yang dibiayai dana APBD Kabupaten Banyuasin senilai Rp. 1,2 milyar lebih diperkirakan tidak akan selesai sesuai target. Pasalnya, proyek yang dikerjakan oleh CV. Jihan Rayya itu hanya menyisakan waktu pelaksanaan beberapa hari saja, sedangkan progres pekerjaan diperkirakan baru mencapai 50 persen.
Berdasarkan pantauan dan informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, Proyek rehabilitasi SDN 8 Talang Kelapa itu dengan No kontrak 425/60/SPMK/PPK-PSD/DISDIKBUD /APBD/2025. Dikerjakan oleh CV. Jihan Rayya yang mengunakan dana APBD sebesar 1.288.488.000,00
Adapun Pembangunan proyek itu meliputi pengerjaan, 5 lokal terdiri dari ruang guru dan ruang belajar siswa yang berlokasi di Kelurahan Sukajadi Timur, Talang Kelapa. Ironisnya, proyek yang dikerjakan oleh CV Jihan Raya ini, yang seharusnya rampung pada 18 Desember 2025 sesuai kontrak, hingga kini belum juga selesai, baru dikerjakan sekitar 50 persen. Akibatnya, siswa terpaksa harus mengikuti pembelajaran daring dari rumah.
Salah seorang masyarakat setempat, menyoroti sistem pengerjaan rehabilitasi yang dilakukan pihak kontraktor terkesan asal jadi saja. Padahal menurutnya, biaya pengerjaan rehabilitasi itu sangat pantastis yakni mencapai Rp. 1,2 milyar.
“Kalau kami lihat, rehabilitasi ini dikerjakan asal jadi saja. Apalagi, sisa material yang dibongkar terlihat numpuk. Dimana, tumpukan kayu dan pecahan batu berserakan dan membahayakan anak-anak sekolah lain yang berdekatan dengan lokasi proyek itu,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, Keterlambatan proyek ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait kualitas bangunan. Menurutnya, dengan sisa waktu pengerjaan yang hanya tinggal beberapa hari lagi dipastikan akan membuat pihak pelaksana melakukan pengerjaan secara terburu buru dengan tujuan mengejar target, akan berpengaruh pada kualitas bangunan.
“Kami khawatir, dengan telah lewat batas pengerjaan ini, akan membuat pihak pemborong, asal asalan saja mengerjakannya. Karena itu pihak diknas Banyuasin harus segera turun tangan mengawasi pengerjaannya, sebab waktu pelaksanaan yang telah mepet ini sangat berpotensi terjadi penyimpangan,” katanya.
Sementara itu ditempat berbeda, sejumlah wali murid mengeluhkan terganggunya proses belajar mengajar di SDN Talang Kelapa yang disebabkan molornya pembangunan yang dikerjakan oleh pihak kontraktor pelaksana CV. Jihan Rayya.
“Akibat keterlambatan pengerjaan rehab ruang belajar di SDN 8 Talang Kelapa ini jelas merugikan siswa. Apalagi, Belajar sistem daring itu banyak kendalanya. Anak-anak jadi susah fokus dan kurang interaksi dengan guru,” ujar salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya dalam pemberitaan.
Lebih lanjut dia meminta kepada instansi pemerintah dan dinas pendidikan kabupaten Banyuasin dapat segera mengambil tindakan terkait keterlambatan proyek tersebut.
“Kami para wali murid berharap, bupati Banyuasin dan Dinas Pendidikan Banyuasin dapat segera turun tangan mengatasi permasalahan ini. Masalah keterlambatan pembangunan rehabilitasi ini harus diusut secara tuntas,” tegasnya.
Sementara itu pihak Kontraktor pelaksana, CV Jihan Raya sampai berita ini ditayangkan belum memberikan Hak jawabnya, karena beberapa kali akan dikonfirmasi di lokasi proyek selalu tidak ada di tempat. “Maaf bos tidak ada, kami hanya pekerja, tidak berwenang memberikan keterangan,” kata salah seorang pekerja di lokasi proyek. (Tim)










