Jakarta, Sentralpost – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak usaha dari PT Hutama Karya (Persero) berhasil merealisasikan empat puluh program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di tahun 2024.
Program TJSL ini selaras dengan program pemerintah yakni membuka lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahaan, pengembangan sumber daya manusia dan kesetaraan gender, serta pembangunan desa untuk pemerataan ekonomi.
“Program TJSL yang telah dilaksanakan berlokasi di wilayah sekitar operasional bisnis yang terletak di Pulau Sumatra maupun Jawa. Inisiatif sejumlah kegiatan terbagi ke dalam tiga pilar tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) yakni pilar lingkungan, sosial, dan ekonomi, yang bermanfaat serta bagi berkelanjutan bagi masyarakat”, ungkap Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti. Kamis (06/2/2025).
Pada pilar lingkungan, HKI telah membangun fasilitas air bersih di Kota Gede, Yogyakarta. Kondisi air yang dikonsumsi warga saat itu sedang tercemar oleh aktivitas logam berat dan banyak mengandung bakteri. Untuk itu, HKI membantu pengadaan fasilitas air bersih dengan menyediakan pompa dan water purifier. Fasilitas air bersih yang dibangun pada tiga titik dapat memenuhi kebutuhan warga sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu penerima manfaat.
“Dari yang sebelumnya kami susah untuk mendapatkan air bersih, sekarang dengan adanya fasilitas air bersih di dua RT Padukuhan Bodon dan satu RT Padukuhan Sayangan, kami bisa mendapatkan air bersih dengan lebih mudah. Bantuan ini telah membantu kurang lebih 332 hingga 415 jiwa dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari”, ujar Rasyid Siswanto.
Selain itu, HKI juga membangun fasilitas air bersih di Desa Sokaan, Kabupaten Probolinggo. HKI juga melakukan program restorasi mangrove dalam rangka melindungi kondisi daratan pesisir dan mengembalikan kondisi ekosistem bawah laut.
Program ini bekerja sama dengan Lembaga Desa Pengelola Hutan Desa (LDPHD) Desa Sungsang IV, Banyuasin, Sumatra Selatan, untuk menanam kembali mangrove di sepanjang pesisir Desa Sungsang IV.
Salah satu program ESG yang diterapkan HKI adalah pengolahan kertas bekas menjadi kalender dan buku agenda HKI. Daur ulang kertas ini memberdayakan kelompok ibu-ibu rumah tangga dari daerah Gang Kodir, Kelurahan Sindangsari, Bogor.
Pada pilar sosial, HKI melaksanakan beberapa program seperti membantu pembangunan ruang kelas pondok pesantren di Tasikmalaya, pemberian beasiswa kursus komputer untuk anak panti asuhan, pembangunan daycare di lingkungan Hutama Karya, gerakan Literasi Pustaka di Lampung, serta peningkatan sarana belajar mengajar di sekolah reguler dan disabilitas. Selain itu, HKI juga berpartisipasi dalam peningkatan kesehatan masyarakat melalui pemberian alat pemeriksaan kesehatan untuk Puskesmas di Pekanbaru, Riau.
Pada pilar ekonomi, HKI berkolaborasi bersama Yayasan Berdaya Menembus Batas (YBMB) untuk menyelenggarakan program pelatihan bagi UMK yang dimiliki oleh penyandang disabilitas di tiga kota, yaitu Medan, Pekanbaru, dan Jombang untuk memaksimalkan peluang bisnis di era digital saat ini. Tidak hanya itu, diselenggarakan pula program pemagangan bagi teman-teman disabilitas di kota yang sama selama enam bulan dengan tujuan untuk menghadirkan kesempatan kerja yang inklusif.
Selain itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, HKI juga melakukan program pembinaan UMK kerajinan batik dan ecoprint yang berlokasi di Dusun Karangrejek, Gunung Kidul, Yogyakarta. HKI bersama UMK Serodja Widji Batik menyelenggarakan pelatihan membatik tulis dan cap dengan mengusung motif khas desa untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas produksi batik.
Sejalan dengan semangat korporasi untuk Bangun Kemudahan, HKI juga berkomitmen menciptakan kemudahan akses dengan membangun Jembatan Gantung Durian Sakok Padang Pariaman sepanjang 37 meter. Terletak di Nagari Tandikat, Kabupaten Padang Pariaman, jembatan ini dibangun untuk menggantikan jembatan kayu sebelumnya yang sudah lapuk untuk digunakan.
Dengan adanya jembatan tersebut, kini masyarakat Nagari Tandikat tidak lagi harus mengambil jalan memutar dengan waktu tempuh yang lebih lama untuk berpindah dari satu sisi sungai ke sisi seberang. Dengan dibangunnya jembatan gantung baja yang lebih kuat dan tahan lama, diharapkan dapat memudahkan mobilitas dan aktivitas warga sekitar Nagari Tandikat.
Ke depannya, HKI akan terus melaksanakan program-program TJSL sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam menghadirkan nilai tambah serta manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar lingkungan bisnis perusahaan dan daerah lain yang membutuhkan.
“Kami akan fokus pada program-program TJSL yang menghadirkan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat yang sejalan dengan program ESG di HKI,” ujar Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti. (Fty).