PALEMBANG, SentralPost – Gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Palembang berdiri dengan sangat mengah. Namun sayangnya sekolah bertaraf internasional yang berlokasi di jalan Demang Lebar Daun itu kondisinya terkesan tidak terawat.
Berdasarkan pantauan wartawan dilapangan, Gedung SMKN 2 Palembang yang dibangun dengan dana APBN sebesar lebih kurang Rp. 50 milyar lebih itu, kini tidak terawat. Dimana bagian dinding gedung catnya sudah mulai memudar. Bahkan dibeberapa titik tertentu gedung sudah banyak cat yang terkelupas.
Ironisnya, pihak sekolah terkesan menutup mata dengan kondisi gedung SMKN 2 yang mulai memudar itu. padahal, sekolah itu merupakan salah satu sekolah kebanggaan warga Palembang, dimana alumni dari sekolah itu banyak yang menjadi pemimpin – pemimpin di republik ini.
Salah satu wali murid yang tidak mau disebut identitasnya dalan pemberitaan dengan alasan takut berpengaruh dengan anaknya saat dimintai komentarnya mengaku sangat menyayangkan dengan kondisi gedung SMKN 2 yang terlihat kusam dan tidak terawat. Padahal menurutnya, sekolah itu memiliki anggaran yang besar baik itu dari dana APBD propinsi Sumsel, dan BOS dan ditambah lagi dana iuran komite yang jumlahnya cukup fantastis, yakni mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya.
“Sepengetahuan kita, SMKN 2 itu merupakan sekolah internasional. Jadi saya rasa banyak dana yang masuk ke sekolah itu, dari dana BOS saja dengan jumlah siswa yang mencapai 2.500 siswa kalau dikalkulasikan dengan jumlah dana sebesar Rp. 1.600 000 per siswa per tahun tentu jumlahnya mencapai Rp. 4 Milyar dalam setiap tahunnya. Belum lagi ditambah dana iuran komite siswa yang jumlahnya juga mencapai miliaran rupiah pertahun,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk dana BOS berdasarkan juklak dan juknisnya tentu ada sekitar 10 persen untuk perawatan gedung sekolah. Namun menurutnya, jika dana BOS itu ada yang dialokasikan untuk perawatan gedung sekolah, tentu gedung SMKN 2 saat ini tidak kusam seperti saat ini.
“Saya rasa memang pihak sekolah dalam hal ini tidak mengalokasikan dana BOS untuk perawatan. Karena itulah gedung SMKN 2 jadi tidak terawat. Yang menjadi pertanyaan kemana dana BOS untuk perawatan sekolah digunakan,” katanya.
Ditambahkannya, dirinya berharap pihak pihak yang berkompeten dibidangnya dapat melakukan pemeriksaan dan audit terhadap penggunaan dana BOS di SMKN 2 Palembang.
“Kita berharap BPK dapat melakukan audit terhadap pengalokasian dana BOS di SMKN 2 Palembang, termasuk mengaudit juga dana iuran komite yang masuk ke sekolah itu, karena jumlahnya mencapai miliaran rupiah,” katanya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 2 Palembang Suparman saat akan dikonfirmasi di kantornya tidak berada di tempat. “Maaf bapak sedang ke dinas pendidikan,”:kata salah seorang staf yang menjaga di depan ruangan Kepsek.
Begitu juga saat dihubungi via ponselnya tidak aktif. Sampai berita ini ditayangkan, kepala sekolah SMK N 2 Palembang belum memberikan konfirmasinya.
Sementara itu Kabid SMK Dinas Pendidikan Propinsi Sumsel Boby saat dikonfirmasi via ponselnya juga tidak aktif. Saat dikonfirmasi via pesan singkat whatsaf juga tidak ada jawaban. (Tim)