Palembang, Sentralpost – DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumsel menggelar rapat teknis Kelapa Sawit Provinsi Sumsel dengan tema “Membangun Kemitraan Sehat Menuju Petani Kelapa Sawit Sejehtera” di Hotel Horison. Rapat teknis ini bertujuan untuk melakukan perbaikan kemitraan antara petani sawit, swadaya, plasma, swasta dan perusahaan.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Fahrurozi mengatakan, melalui seminar ini peningkatan kapasitas petani sawit. Diantaranya dengan membangun kemitraan dengan perusahaan perkebunan untuk meningkatkan posisi petani dengan penguatan kelembagaan. Kita buat kemitraan dengan perusahaan, dengan mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Sehingga harga sawit tidak anjlok, ” katanya.
Lebih lanjut Fahrurozi, berdasarkan informasi kalau CPO itu penuh. Kesulitan menjual CPO kalau selalu penuh. Jadi mau disimpan kemana. “Petani sawit yang sudah bermitra mereka sudah membuat kesepakatan, dengan pengajuan kerjasama. Tim penetapan harga yang dikoordinir Dinas Perkebunan, sehingga harga sawit tidak jatuh. Harga sawit sekarang Rp 1.400-1.500 perkilogram. Harga ini mengikat, ” ujarnya.
Sementara itu DPW Apkasindo Slamet mengatakan, dengan adanya acara ini diharapkan petani dapat membangun kemitraan yang tangguh. “Kita berharap sawit swadaya, dan plasma harganya sehat. Sehingga petani sejehetara, ” katanya.
Selain itu Wasekjen Apkasindo Reno Aprino mengatakan, seminar teknis sawit perkebunan Sumsel ini untuk meningkatkan kapasitas petani sawit menjadi petani profesional. Ini dilaksanakan seluruh Indonesia, bagaimana mendapatkan bibit yang baik, legalitas, hambatan dan kemitraan. “Peran Apkasindo ada 2 faktor, bagaimana sawit dijual di seluruh negara. Harga sawit itu Rp 1.400 perkilogram. Tapi kenyataan dilapangan harga sawit dibawah Rp 1.000 perkilogram. Agar harga sawit tidak anjlok petani harus menjalin kemitraan dengan perusahaan, ” pungkasnya. (fadel)