LUBUK LINGGAU, SentralPost.co – Pembangunan jalan dan jembatan ke depan harus lebih memperhatikan keberadaan tata ruang. Artinya dalam perencanaannya harus dilakukan secara lebih terpadu agar dampak negatif yang bakal ditimbulkaannya bisa lebih diminimalisir. Permasalahan baru timbul akibat tidak mengindahkan penataan ruang yang benar, Hal ini diutarakan Saparudin Yassa salah satu aktivis 98, Senin(5/6/2023) ketika di wawancarai dikediaman nya.
Salah satu contohnya
Pembangunan jalan Sadewa RT 06 Kelurahan Rahma Kecamatan Lubuk Linggau Selatan 1 kota lubuk Linggau Provinsi sumatera selatan, awal mula atau tahap pertama pembangunan cor beton jalan ini sebelum covid beberapa tahun yang lalu secara bertahap, lebar cor beton yang dibangun 4 m. ” Na..dipertanyakan pembangunan tahap kedua tahun 2022 yang lalu tanpa ada plang merek, jadi dengan tidak ada merek otomatis warga tidak tahu,CV apa yang membangun, panjang, lebar jalan dan jumlah anggaran, kemudian coba chech langsung itu tepat di jalan yg dibawahnya ada aliran parit, mengecil tidak sampai 4 m, akibat tidak dipasang lapis bawahnya gorong gorong,” Jelasnya.
Kemudian Mey 2023 baru baru ini pembangunan cor beton tahap ketiga ” persoalannya tidak juga dipasang plang merek, lantas lebar jalan mengecil lebih kurang 3 m. Logikanya jika tahap pertama dan tahap kedua 4 m, harusnya tahap ketiga dan selanjutnya tetap 4 m, jalan ini termasuk jalan poros umum, “ungkapnya
Lanjutnya, hal ini yang menjadi pertanian saya Dinas terkait harus bertanggung jawab, apakah benar pengerjaan sesuai RAB, bagaimana pengawasan dinas, bukan persoalan kecil besarnya nilai suatu proyek pembangunan, atau misal dalil ketika dipersoalkan warga tahun depan kita anggarkan lagi perbaikannya tidak seperti itu, ini soal uang Negara, profesional penyelenggara dituntut benar benar akurasi ketika pembuatan Rancangan Anggaran Belanja, pengawasan, dan pertanggung jawaban keuangan Negara, saya kira walikota & kadis PUPR harus turun ngecek langsung, harapnya. (Ilung)
