Pengerjaan Proyek Irigasi Jajaran Baru Terkesan Amburadul

172
0
BERBAGI

MUSI RAWAS, SentralPost – Program Pemerintah mengucurkan dana untuk pembangunan Jaringan irigasi Usaha Tani (JIUT) di Kabupaten Misirawas patut diacungi jempol. Namun sayangnya program pemerintah yang notabene untuk mensejahterakan petani itu, justru dimanfaatkan oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memperkaya diri dan kelompoknya saja.

Hal ini terjadi dengan proyek pembangunan JIUT di Desa Jajaran Baru I, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musirawas yang
terindikasi terjadi pengurangan volume pekerjan dan dalam teknis pelaksanaanya terkesan asal asalan atau amburadul.

Berdasarkan investigasi wartawan sentralpost.co pada selasa, (26/10/2021) dilapangan terlihat kondisi bangunan yang diduga dikerjakan asal jadi saja. Dimana, bagian dinding penahan air yang dikerjakan dengan susunan batu kali terlihat tidak rata terisi semen. Sementara adukan semen juga diduga tidak sesuai standar bangunan. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi kualitas pekerjaan, dikhawatirkan bangunan itu tidak akan bertahan lama dan akan cepat mengalami kerusakan.

Salah satu pekerja yang berhasil dimintai konfirmasinya dilapangan mengaku, kalau dirinya hanya bekerja sesuai perintah dari Supendi selaku ketua gapoktan. Menurutnya dia tidak mengetahui sama sekali tentang aturan dalam bangunan tersebut, apalagi soal RAB nya.

“Kami bekerja disini berdasarkan perintah mas. Kalau untuk adukan semen itu kami diperintah pak Supendi dengan adukan 1 berbanding 5 (1:5), sedangkan untuk semen itu tidak satu jenis melainkan berpariasi, kadang semen merah putih, kadang semen padang kadang kadang juga semen baturaja, tergantung apa yang disediakan pak Supendi mas, ” katanya seraya menolak menyebutkan namanya.

Lebih lanjut para pekerja juga mengeluhkan minimnya upah yang mereka terima dalam proyek tersebut yakni, untuk kenek dibayar hariansebesar Rp 70 ribu dan untuk tukang dibayar Rp. 90 ribu per hartinya.

“Kalau soal upah yang sebenarya tidak sesuai namun karena keterpaksaan dimana sulitnya mencari lapangan pekerjaan jadi dengan terpaksa kami melakukan pekerjaan ini demi memenuhi kebutahan keluarga kami sehari hari mas, ” katanya seraya mengatakan untuk jelasnya silahkan tanyakan langsung kepada ketua Gapoktan, Supendi.

Sementara itu Ketua Gapoktan Supendi sampai berita ini diturunkan belum berhasil dimintai dikonfirmasinya, karena sedang tidak berada ditempat. Begitu juga saat dihubungi via ponselnya tidak ada jawaban. (st.Deni)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here