MUBA, SentralPost – Aktivitas Ilegal Drailing di Kabupaten Musi Banyuasin saat ini terus berlangsung, bahkan saat ini terkesan lebih bebas, terutama dalam hal angkutan. Hal itu terjadi lantaran pihak PT. PM yang notabene sebagai perusahan BUMD milik Pemkab Muba turut bermain dalam bidang angkutan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media ini dilapangan menyebutkan, bahwa PT PM yang seharusnya hanya bertugas mengangkut minyak dari sumur tua yang ada di kawasan Babat Kukui menuju Pertamina Ramba Field. Tapi yang terjadi, perusahaan plat merah itu justru mengangkut minyak dari sumur sumur baru dengan tujuan untuk meraup untung besar.
Berdasarkan fakta yang didapat di lapangan sangat disayangkan, diduga dalam teknis pelaksanaan angkutan itu telah terjadi penyimpangan. Dimana minyak hasil ilegal Drailing yang bukan menjadi tanggungjawabnya untuk mengangkut, juga dilakukan oleh kendaraan angkutan milik PT. PM. Padahal, berdasarkan kontrak kerja PT. PM hanya diperbolehkan mengangkut sebanyak 800 barel perhari, namun kenyataan yang terjadi dalam setiap hari PT. PM bisa mengangkut minyak lebih dari 4000 barel per hari
Minyak hasil ilegal Drailing yang turut diangkut dengan menggunakan kendaraan milik PT. P itu diantaranya, minyak yang dihasilkan dari sumur sumur baru di wilayah Kecamatan Keluang, baik di wilayah Desa Tanjung Dalam, maupun wilayah PT Hindoli juga diangkut dengan menggunakan kendaraan yang berlogo PT, PM. Hal itu dilakukan untuk mengelabuhi petugas penegak hukum sekaligus memperlancar saat melintas dan mengangkut Minyak Illegal tersebut.
Salah satu sumber yang menolak menyebutkan namanya dengan alasan takut jiwanya terancam yang ditemui di lokasi mengatakan, bahwa semuanya harua melakukan koordinasi lewat jalan kepada Pihak PT Hindoli yang sudah terkoordinir dengan PT. PM. Angkutan minyak harus menggunakan Logo PT. PM agar dapat melintas dengan aman,” katanya saat ditemui di lokasi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Direktur Utama PT. PM, Khadafi saat akan dikonfirmasi dikantornya tidak berada di tempat. Begitu juga saat dikonfirmasi secara tertulis via WhatsApp tidak ada jawaban. Sampai berita ini ditayangkan pihak direksi PT PM belum memberikan konfirmasinya. (Edi Wahyudi)