Muba, Sentralpost – Ratusan masyarakat mengeluhkan pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang beralamat di Jalan lingkar Randik Sekayu No.24.307.158 yang lebih mengutamakan pengisian dengan menggunakan Bos atau derigen dari pada pelanggan umum baik roda dua maupun roda empat.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, setiap harinya di SPBU itu selalu terjadi antrian panjang kendaraan. Hal itu terjadi lantaran petugas SPBU itu lebih mengutamakan pengisian BBM dengan derigen. Akibatnya kendaraan baik roda dua maupun roda empat terkesan diabaikan.
Berdasarkan informasi yang didapat dilapangan menyebutkan, pengisian dengan menggunakan derigen itu memberikan uang tambahan kepada petugas dan pihak penggelola SPBU.
“Setiap pengisian dengan menggunakan derigen itu pihak SPBU mendapat keuntungan sebesar antara Rp 10 ribu sampai Rp. 30 ribu setiap satu derigennya. Jadi kalau dikalkulasikan dengan ratusan derigen setiap harinya, pihak SPBU dapat meraup keuntungan puluhan juta setiap harinya. Nah hal inilah yang membuat pihak SPBU lebih mengutamakan pengisian dengan derigen ketimbang kendaraan, ” kata sumber yang namanya minta dirahasiakan dalam pemberitaan ini.
Lebih ironis lagi, lanjut sumber tadi pihak SPBU berlindung dibalik surat dari Dispridag untuk melancarkan praktek curangnya. Padahal, menurutnya dalam surat desperindag itu ada batasnya, yakni 300 liter per minggu namun kenyataan setiap malam mereka mengisi lebih dari 300 liter. Sementara masyarakat yang akan mengisi BBM untuk kendaraannya jadi tidak kebagian,” kata Sumber tadi.
Masih menurut sumber itu BBM yang dimuat itu banyak dijual ke Industri di beberapa perusahaan dan diduga dibekingi oleh oknum oknum petugas sebagai pengaman mereka baik di SPBU maupun di jalan jalan ungkap sumber tadi.
Moko pihak SPBU begitu dikonfirmasi di lapangan membenarkan kalau setiap malam pihaknya melayani pengisian BBM dengan derigen atau bos. Menurutnya hal itu tidak menyalahi aturan karena sesuai dengan surat dari Disprindag itu merupakan subsidi untuk masyarakat pada setiap Kecamatan dan ada 18 surat yang setiap malam secara bergantian antri disini.
Namun saat ditanya berapa banyak minyak jenis Premium setiap hari yang dikirim oleh pertamina dan berapa nilai uang cor per derigen yang dipungut oleh petugasnya. Moko tidak mau bicara seraya menghindar dari berbagai pertanyaan wartawan.
Ditempat terpisah ketua umum Forum Masyarakat Musi Bersatu (FM2B) Kurnaidi, ST mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan dari masyarakat dan pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan secara langsung.
“Dari pengamatan kita, setiap malam terjadi kemacetan lalu lintas akibat pengisian BBM dengan derigen. Hal ini membuat masyarakat tidak kebagian lagi BBM jenis premium, karena sudah habis dijual malam dengan derigen. Permasalahan ini cukup meresahkan masyarakat. Karena itu kami akan melaporkannya kepada pihak pertamina dan kepada pihak pihak yang berkompeten dibidangnya,” katanya.( Red )