Terkait Proyek Irigasi Tanpa Papan Nama, TAKAM: Tidak Ada dari Dinas

118
0
BERBAGI

Musi rawas, SentralPost – Menindak lanjuti prihal pembaguanan proyek irigasi yang sebelumya diduga siluman yang berada di Desa Megang Sakti V, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi rawas, Propinsi Sumatra Selatan beberapa waktu lalu, pihak pelaksana swakelola proyek irigasi, Takam mengaku papan nama itu memang tidak ada dari dinas pertanian Musi Rawas.

“Kalau soal papan nama proyek itu memang Tidak ada dari dinas. Kalau mas mau tau betul silakan hubungi pak TOHIRIN di dinas pertanian, karna yang membuat itu tim teknisya dari dinas pertanian pak TOHIRIN, ” kata Takam yang ditemui wartawan pada, Jum’at (22/10/2021) secara tidak sengaja bertemu di jalan, karena memang sebelumnya beberapa kali akan dikonfirmasi Takam selalu tidak berada di tempat.

Kemudian saat ditanya wartawan tentang kegiatan proyek yang berada di desa Megang Sakti V tersebut, Takam menjelaskan bahwa proyek tersebut Adalah proyek aspirasi melalui dinas pertanian lewat perantarnya Mustopa. Menurutnya pelaksanaan pekerjaan itu dikerjakan oleh kelompok tani yang diketuai oleh pak Misnen.

“Kalau volumenya itu panjang 150 meter dengan penuh keraguan tinggi 60 cm, bodem 40 cm bantu bentang 75cm dan ban 20 cm dan tidak menggunakan cor bawah,” jelas Tajam.

Kemudian disinggung tentang upah takam mengatakan “itu dari dinas yang penting dihariankan perhari 70 rb dan yang kerja itu tidak pasti kadang 10 kadang 15 orang na gitu mas,” tegasya.

Namun hasil dari pembciraan wartawan sebelumya dengan pekerja pada hari minggu (17/10/2021) yang enggan disebutkan namaya mengatakan, bahwa dia diupah permeter bukan dihariankan. “Borongan mas meteran dibayar sebesar 70rb,” katanya.

Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa bangunan tersebut memakai cor pondasi.”yo dicor pondasi mas untuk ketebalanya tidak mesti ada yang 20 cm dan ada yang 25 cm tergantung dari tanahya mas,” pungkasya.

Pekerjaan swakelola harusnya mengacu pada PKT (padat karya tunai) sesuai HOK (harian orang kerja, harus nya merekrut lapisan masyarakat kurang mampu guna membantu tingkat perekonomian masyarakat , bukannya di borong kan didalam permeter, itu sama saja mengambil hak dari masyarakat yang bekerja.

Kemudian untuk mengali informasi yang lebih jelas lagi wartawan mencoba menghubungi Tohirin selaku tim teknis dari dinas pertanian via whatsapp. Dan dia menjawab sebagai berikut,

“Wa’alaikumussalam..
Mohon maaf juga.. karena ksibukan, saya tidal bisa cepat respon..
Saya sebagai Tim teknis.
Saya jadi pengen tau juga, ada apa sebenarnya dengan pekerjaan tsb. Kok sepertinya penting banget..?”

Lalu wartawan menanyakan tentang papan nama dan sumber dana dari mana
Dan danaya berapa. namun sayangnya Tohirin tidak membalas dan terkesan enggap memberikan jawaban ketika ditanyai prihal tersebut, seolah olah dia tidak tahu.

Kondisi ini tentunya menimbulkan berbagai dugaan, telah terjadinya kong kalingkong antara ketua gapoktan MISNEN, TAKAM dan oknum dinas pertanian dalam perihal Pengerjaan proyek, dibuktikan dengan tidak sinkronya pernytaan antara pekerja dan pelaksana swakelola ditambah lagi dengan tim teknis pertanian yang bungkam saat disinggung masalah anggaran dan papan merek proyek. (st.deni)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here