PALEMBANG, SentralPost – Vonis Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Palembang terhadap terdakwa Kurir Sabu dan Ekstasi yang merupakan Oknum PNS di Dinas Kesehatan atas nama Wenni Agustian dengan pidana penjara selama 1 tahun 10 bulan menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak. Pasalnya, vonis itu dinilai terlalu ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) dengan tuntutan penjara selama 10 tahun penjara.
Sekjen DPP LSM MPHP Sumsel, Rekily Devidriansyah, A. Md kepada wartawan mengatakan, putusan Majelis Hakim PN Palembang yang diketuai oleh majelis hakim Pitriadi, SH MH itu sangat janggal dan tidak masuk akal. Apalagi menurutnya, saat ini pemerintah sudah menyatakan perang terhadap narkoba.
“Narkoba ini sudah sangat merusak dan meresahkan semua lapisan masyarakat. Karena itu sudah selayaknya, para pelaku narkoba, baik itu pemakai, kurir maupun bandar harus mendapatkan hukuman yang berat, sehingga dapat menimbulkan efek jera dan dapat menekan jumlah peredaran narkoba,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menilai dalam putusan hakim tersebut ada kejanggalan dan tidak masuk akal, karenanya pihaknya akan segera melayangkan surat kepada pihak kejaksaan tinggi Sumatera Selatan yang intinya kita mendukung penuh upaya hukum banding yang dilakukan JPU.
“Kita mendukung dan akan mengawal banding yang dilakukan JPU, kita akan menyurati pihak Kejati, Pengadilan Tinggi sampai ke tingkat Mahkamah Agung agar kasus ini dapat berjalan sesuai aturan, dan jika diperlukan kita siap menggelar aksi damai,” tegasnya.
Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Dalam sidang yang digelar di PN Palembang pada, Senin (10/04/2023) majelis hakim dalam amar putusan menyatakan bahwa perbuatan terdakwa diancam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
“Mengadili menjatuhkan terdakwa Wenni Agustian dengan pidana penjara selama 1 tahun 10 bulan, “tegas hakim.
Menanggapi putusan tersebut Kasi Narkotika Kejati Sumsel Dede Muhammad Yasin, SH MH saat dikonfirmasi menjelaskan terhadap putusan tersebut pihaknya akan menempuh upaya hukum banding
“Ya terhadap putusan tersebut kami tentunya akan banding,” ucapnya melalui pesan Whatsapp senin (10/4/23).
Lebih lanjut dijelaskan Dede, pada sidang sebelumnya bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU), menuntut terdakwa Wenni Agustian dengan tuntutan pidana penjara selama 10 tahun Serta denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan penjara. Terdakwa, diancam dalam pasal 114 ayat (2) UU RI No.35 tahun tahun 2009 tentang narkotika.
Seperti yang terungkap dalam sidang sebelumnya, JPU menjelaskan dalam dakwaannya, bahwa terdakwa Winni Agustin pada Rabu tanggal 7 Desember 2022 bertempat di rumah terdakwa Dusun I No. 88 Rt. 005 Rw. 003 Desa Serigeni Kec. Kayu Agung Kab. OKI Prov. Sumatera Selatan.
Bahwa dalam waktu tersebut terdakwa didatangi oleh JON (belum tertangkap) yang membawa Narkotika yaitu 16 (enam belas) butir Ekstasi warna abu-abu logo Gucci dengan berat netto: 6,461 gram dan Narkotika jenis sabu dengan berat netto: 13,843 gram yang akan diserahkan kepada pemesan melalui terdakwa dengan upah sebesar Rp. 500.000.
Kemudian pemesan (petugas Kepolisian yang melakukan under cover buy) datang dan mengetuk pintu selanjutnya terdakwa membuka pintu dan mengatakan “kamu uong yang nk beli BB?”,lalu dijawab oleh petugas kepolisian yang menyamar “iyo”.
Kemudian pemesan bersama rekannya langsung mengamankan terdakwa beserta barang bukti sedangkan Jon melarikan diri.
Dari hasil penggeledahan di kediaman terdakwa ditemukan barang bukti, Satu bungkus plastik bening berisi 16 butir tablet inex berlogo gucci dengan berat keseluruhan 6,641 gram, 2 bungkus plastik bening berisi sabu dengan berat keseluruhan 13,843 gram. (tim)