Muara Enim, Sentralpost.co, – Wakil Gubernur Sumatera Selatan Cik Ujang meninjau langsung ke lokasi jembatan Muara Lawai anjlok yang nyaris roboh saat dilintasi angkutan batubara.
Beliau minta angkutan batubara yang masih berada di pinggiran jalan Muara Enim dan Lahat untuk segera kembali ke tambang. Sebab jembatan yang ada disebelahnya belum selesai perbaikan.
“Jadi belum bisa dilalui kendaraan truk batubara yang bermuatan 30-40 ton, jadi solusinya truk batubara kembali ke tambang agar jalan tidak macet,” tegas Cik Ujang. Senin (30 /06/ 2025 ) pukul 16.00 WIB sore.
Dalam kesempatan itu, Cik ujang juga meninjau pihak berwenang sedang melakukan evakuasi dan perbaikan agar akses transportasi masyarakat tidak terganggu lebih lama.
Terpantau ratusan kendaraan dumptruk berjejer dipinggir jalan Kota Muara Enim hingga masuk jembatan Muara Lawai yang roboh tersebut. Begitu juga sebaliknya dari arah Lahat masih banyak truk batubara yang parkir di pinggir jalan.
“Untuk itu, saya minta angkutan Batu Bara semuanya balik kanan ke Tambang masing masing. Sementara Jembatan sebelahnya yang dalam perbaikan hanya bisa dilalui kendaraan kecil saja. Jembatan tersebut lantainya belum diaspal hotmix”, pinta Cik Ujang.
Masih menurut Cik Ujang, beliau minta untuk perusahaan tambang yang kendaraan batubara yang menjadi penyebab jembatan roboh untuk bertanggungjawab ikut memperbaiki Jembatan yang roboh ini.
“Kita inventarisir dulu kendaraan batubara tersebut dari perusahaan apa, nanti kita akan panggil dan saya akan lapor ke pak Gubernur, kedepan solusi angkutan batubara harus membuat jalan khusus sendiri, sehingga tidak lagi melalui jalan umum”, tegas mantan Bupati Lahat ini.
Cik Ujang juga mengakui jembatan Muara Lawai ini memang sudah tua dibangun 1970 dan pernah diperbaiki pada 1997.
Sementara warga yang berada di lokasi tersebut mengatakan sebuah jembatan ini memang sudah tua yang berusia 55 tahun ini yang menghubungkan Kabupaten Muara Enim dengan Kabupaten Lahat tepatnya di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang roboh pada Senin malam, 30 Juni 2025, sekitar pukul 23.00 WIB.
“Jembatan tersebut amblas setelah dilintasi empat unit mobil dumtruk pengangkut batubara yang diduga melebihi kapasitas beban jembatan. Akibat insiden ini, keempat mobil dumtruk terperosok ke dalam bagian jembatan yang anjlok hingga siang, 1 Juli 2025, pukul 14.30 WIB, baru satu unit kendaraan yang dapat dievakuasi dari jembatan tersebut”, jelasnya.
Sementara warga setempat paruh baya yang mengaku bernama Udin menyebutkan bahwa jembatan sudah tampak rapuh dan sering dilalui kendaraan bertonase besar, terutama truk pengangkut batubara. Jembatan ini memang sudah tua, dibangun tahun 1970. mungkin tidak kuat lagi dan akhirnya roboh akibat dilalui kendaraan batubara bermuatan tinggi.
Robohnya jembatan ini sempat menyebabkan kemacetan arus lalu lintas dari arah Muara Enim dan sebaliknya. Namun kendaraan masih dapat melintas secara bergantian melalui jembatan sebelahnya. ( Marshal )