RAUT wajah kusam, penuh dengan kecemasan saat ini terpancar dihampir semua masyarakat Indonesia. Serangan wabah corona yang melanda sejak awal tahun 2020 ini bukan hanya membuat warga takut dan cemas akan tertular virus yang mematikan itu, namun ancaman kelangsungan hidup juga merasuki jiwa masyarakat, lebih lebih jika pemerintah benar benar akan melarang warganya untuk beraktivitas di luar rumah. “Bagaimana anak istri kami bisa makan” pertanyaan itu belum ada yang bisa menjawabnya.
Saat ini, Pemerintah sudah mengeluarkan larangan untuk Sholat Jumat berjamaah di masjid masjid, yasinan bersama juga dilarang, serta membatasi hubungan silaturrahmi sesama manusia. Jika melihat kondisi perkembangan virus corona saat ini, bukan barang mustahil pemerintah akan benar benar melarang rakyatnya untuk beraktivitas diluar rumah. Lalu bagaimana nasib rakyat yang jika tidak keluar rumah dalam tanda kutif tidak makan.
Bagi mereka yang dapat gaji bulanan seperti PNS dan lainnya gak masalah. Tidak kerja beberapa bulanpun tetap digaji. Tapi bagi pedagang kecil, buruh harian, dan lain lainnya yang jika gak kerja sekarang, besok ya nggak bisa makan.
Belum lagi nasib para petani kecil dengan kondisi, harga karet, sawit dan hasil tani menurun sementara harga sembako terus melonjak kenaikannya.
Faktanya, saat ini rakyat menjerit terancam kelaparan. Ibarat makan buah simalakama keluar rumah terancam virus corona, sementara berdiam diri di rumah juga akan terancam kelaparan. Lalu, bagaimana dengan sikap pemerintah, sementara bantuan sembako dan bantuan tunai banyak tidak tersalur kepada rakyat yang wajib menerima dan hal ini kurangnya pengawasan dari pihak yang berkompeten.
Sementara pungsi kontrol dari pihak pihak lembaga baik itu Ormas dan kalangan Pers selalu dianggap kritik yang negatif bukannya di tampung untuk ditindak lanjuti melainkan dihiraukan dengan begitu saja.
Triliunan rupiah uang rakyat dianggarkan untuk penyaluran bantuan dan berbagai program, mulai dari bantuan sembako, uang tunai dan pembebasan jaringan listrik, air bersih, pajak dan lain lain bagi rakyat miskin yang samata-mata untuk membantu kalangan masyarakat pada garis kemiskinan.
Seharusnya pemerintah baik Pusat maupun daerah membentuk tim khusus yang tugasnya melakukan pengawalan penyaluran bantuan tersebut dan diberi wewenang untuk menindak tegas kalau di temukan penyelewengan dalam penyaluran bantuan itu.
Sementara pemerintah sudah membuat menginstruksikan agar tetap di rumah saja, namun masyarakat tetap melanggar karena bertentangan dengan intruksi perutnya. Karena intruksi di rumah saja belum diberi ketegasan mengingat bantuan di salurkan tidak cukup untuk kebutuhan mereka, sementara wabah ini adalah musibah dunia sudah sewajibnya pemerintah memikirkan kehidupan rakyatnya sehari hari kalau bukan sekarang kapan lagi pemerintah membantu rakyatnya untuk mencari sesuap nasi dan musibah dunia yang mengancam kematian bagi umat seharusnya pemerintah jangan dulu memikirkan persoalan persoalan kenegaraan, seperti pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya fokuskan dulu keselamatan rakyat. Yang dimana mana mengharap uluran tangan pemerintah.
Akhirnya, kita sama sama berdoa, semoga wabah ini akan segera berlalu. Dan pemerintah menemukan solusi yang terbaik untuk masyarakat dan negeri ini. semoga!!!. (****)