Telan Dana Rp. 61 M Lebih, Rehab 30 Sekolah di Musirawas Diduga Asal – asalan

292
0
BERBAGI

MUSI RAWAS, SentralPost – Pemerintah melalui Balai Prasarana Permukiman Sumatera Selatan telah menggelontorkan dana sebesar Rp 61 milyar lebih untuk
Rehabilitas dan renovasi sarana prasarana 30 titik sekolah di kabupaten Musi rawas. Namun sayangnya dalam teknis pelaksananya diduga dikerjakan asal jadi saja.

Hal itu salah satunya terlihat dengan pelaksanaan rehab SDN TRANS KELINGI IV D SP1 Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi rawas yang dikerjakan PT. Karya Bisa Zamzam Jaya Konstruksi yang terkesan jalan ditempat dan dalam teknis pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan RAB yang ada.

Salah satu anggota ormas BARISAN INDONESIA PEMANTAU DAN PENGAWASAN TIPIKOR (BIDIK) yang berinisial T kepada wartawan mengatakan pihaknya sangat menyayangkan atas hasil pekerjaan pihak kontraktor pelaksana rehab sekolah tersebut.

“Berdasarkann investigasi kami di lapangan Banyak kejanggalan yang kami temukan dalam pengerjaan rehab SDN Trans Kelingi ini, dimana dalam kegiatan itu banyak hal yang perlu dibenahi dan dievaluasi pihak terkait seperti halya bangunan yang diduga secara juknis ada beberapa lokal sekolah semestiya cukup dengan rehap peninggian lokal (bukan merobohkan lokal), rehap atap, rehap plapon, rehap lantai dan rehap jendela, namun oleh pihak pelaksana justru dirobohkan dan dibungun ulang. Menurutnya, hal itu sengaja dilakukan untuk pembangunan anggaran.

“Yang paling parah, kami melihat pembangunan rehabilitas tersebut diduga tidak menggunakan pondasi ceker ayam. Hal ini tentunya membuat kualitas bangunan sangat diragukan. Karena itu sebagai lembaga kontrol sosial kami akan segera melayangkan surat kepada pihak pihak yang berkompeten dibidangnya, agar masalah ini dapat ditindak lanjut sesuai dengan aturan yang ada, ” katanya.

Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat setempat dan beberapa wali murid yang dibincangi wartawan mengaku kecewa dengan hasil kinerja pihak pelaksana pembangunan SDN Trans Kelingi yang melaksanakan pembagunan secara asal jadi saja.

“Sebagai wali murid, awalya kami sangat senang dengan adaya pembaguanan ini, tapi setelah adanya temuan ini kami merasa kecewa sekaligus khawatir bangunan gedung sekolah ini tidak akan bertahan lama dan akan roboh, karena kami lihat dalam pembangunannya tidak menggunakan pondasi cakar ayam,” kata salah seorang tokoh masyrakat.

Sementara itu baik pihak Balai Prasarana Permukiman Sumatera Selatan dan pihak kontraktor pelaksana sampai berita ini diterbitkan belum berhasil dimintai konfirmasinya. (Deni.sp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here