MUBA, SentralPost – Sejumlah warga menduga proyek Pembangunan jalan dalam kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman adalah proyek siluman. Tudingan warga tersebut cukup beralasan, karena dalam teknis pelaksanaanya terkesan ditutup tutupi dan tidak transparan. Hal itu terbukti dengan tidak ditemukannya papan informasi proyek di lokasi yang sedang dikerjakan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan menyebutkan, proyek pembangunan jalan tersebut sepanjang lebih kurang 4 Km. Saat ini sedang di kerjakan oleh PT. Aldo Permai dengan mengunakan dana APBD Muba tahun anggaran 2019, dengan nilai berkisar Rp 4 Milyar Rupiah.
Selain tidak transparan, dalam teknis pelaksanaan pembangunan itu juga terkesan asal-asalan. Hal itu terlihat dengan volume ketebalan aspal yang tidak rata, yakni bervariasi antara 2 – 4 cm. Tak hanya itu, hasil pengaspalan juga banyak bergelombang diduga aspalnya bercampur AC.BES karena hasil aspalnya banyak yang kasar.
Saat dikomfirmasi pihak kontraktor dilapangan, Yanto selaku pelaksana dan didampingi Candra selaku pengawas dari PU.PR Muba mengaku kalau aspal ini adalah aspal karet ( Acwc ) dan untuk ketebalan aspalnya itu 4 Cm. Sedangkan untuk anggarannya, dia mengaku tidak tahu secara pasti berapa dananya.
“Kalau berapa dananya saya tidak cukup jelas namun yang saya dengar berkisar Rp. 4 Milyar Volume yang harus kami kerjakan sekitar 4 Km. Khususnya jalan dalam kelurahan Mangun Jaya. Sedangkan papan merek kegiatan memang belum dipasang tapi pihak PU. Sudah menelpon kalau papan mereknya sudah ada besok saya ambil di PU,” katanya.
Salah seorang warga setempat yang tidak mau namanya ditulis dalam pemberitaan ini mengatakan, dirinya dan warga lainnya sangat meragukan kualitas pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, pembangunan yang dilakukan tidak akan bertahan lama.
“Sepanjang pengetahuan kami, seharusnya sebelum dilakukan pengaspalan, badan jalan yang berlobang harus dilakukan penambalan terlebih dahulu, namun ini yang terjadi pihak kontraktor tidak ada sama sekali menambal lubang di badan jalan, karena itu kami meragukan kualitas dari pembangunan jalan ini, ” katanya.
Lebih lanjut warga tadi mengatakan, dirinya bersama puluhan warga yang lainnya sudah sepakat dalam waktu dekat ini akan menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
“Dalam waktu dekat ini kami akan mengirim surat ke Bupati untuk mempertanyakan status jalan dalam kelurahan Mangun Jaya ini Khususnya jalan di airote maksud kami jalan darat dekat pertamina itu, apa itu jalan milik Kelurahan apa kah milik pertamina, kalau milik pertamina mengapa pemerintah yang membangunnya dan kalau jalan itu milik kelurahan pihak pertamina harus dibatasi melintas jalan itu karena yang merusak jalan itu adalah kendaraan berat milik pertamina, ” katanya.
Ditambahkannya, terhadap permasalahan ini Pemerintah harus mengetahui kalau berapa tahun belakangan ini pihak pertamina itu tidak ada kontribusi terhadap warga Mangun Jaya ini saja dapat dilihat rumah sekolah milik pertamina saja itu sudah dihibahkan dengan yayasan hanya tinggal nama SD Asamera.
“Coba tanyakan dengan pihak yayasan pengololah sekolah itu ada tidak bantuan pihak pertamina dengan mereka. Sementara hasil bumi kelurahan Mangun Jaya ini setiap hari di sedot oleh pertamina dan kami pertanyakan juga mana dana CSR pertamina untuk kelurahan Mangunjaya. Apabila tidak ada penjelasan dari pihak pemerintah maka kami sepakat untuk memportal jalan yang kami maksud,” tegasnya. (Tim )